Belajar Menghargai Alam dari Pakaian Adat Suku Asmat
- Happiness Festival
- Apr 5, 2019
- 2 min read
Updated: Aug 23, 2020

Suku Asmat merupakan suku yang dikenal sebagai salah satu suku terbesar di pulau Papua. Suku ini menyimpan begitu banyak kearifan dan kekayaan budaya yang terkandung dalam setiap aspek hidup mereka. Ada satu hal menarik mengenai nilai-nilai dari suku ini, yakni sikap penghormatan mereka kepada alam dan para leluhurnya. Penghormatan dari mereka akan alam tidak hanya direpresentasikan dalam kesenian misalnya ukiran, tari – tarian dan lagu, namun terwujud dalam pakaian adat dan aksesoris tubuh.
Seluruh bahan dan desain pakaian Suku Asmat juga sangat terinspirasi dari alam. Dengan bahan utama rautan daun sagu, pakaian laki –laki dibuat menyerupai burung dan binatang– binatang lain yang melambangkan kejantanan. Sementara rok dan penutup dada untuk perempuan menggunakan daun sagu, lambang kecantikan burung kasuari. Sumber daya alam menjadi bahan utama dalam kebutuhan papan Suku Asmat.
Bahkan dari segi aksesoris pun, suku Asmat juga menggunakan bahan-bahan dari alam, yakni mulai dari bulu burung kasuari, taring babi, batang pohon sagu, kulit kerang, gigi anjing dan bulu burung Cendrawasih sebagai bahan-bahan utama di dalam pembuatan aksesoris suku Asmat, aksesoris yang dbuat pun mulai dari hiasan telinga, hidung, kalung, gelang, tas, hingga mahkota di kepala pun terinspirasi dari alam.
Suku Asmat ini memilih untuk menggunakan bahan-bahan dari alam di atas, bukan oleh karena mereka terbatas di dalam kepemilikkan bahan, melainkan hal tersebut merupakan cara mereka merepresentasikan kedekatan mereka dengan makhluk hidup lain yang ada di sekitar mereka.
Hal ini juga terbukti dari bahan aksesoris mahkota yang digunakan di kepala orang-orang suku Asmat, mahkota tersebut melambangkan penghormatan tertinggi akan alam sebab kepala merupakan bagian tubuh tertinggi dari tubuh manusia, hal ini menjadi sebuah simbol bahwa suku Asmat memberi penghormatan tertinggi kepada alam sebagai pemberi kehidupan yang menaungi mereka.
Selain itu, gambar – gambar yang melengkapi tubuh masyarakat Suku Asmat pun tidak lepas dari nilai filosofi. Penggunaan warna merah berasal dari campuran tanah liat dan air, sedangkan warna putih yang didapat dari tumbukkan kerang melambangkan perjuangan untuk mengarungi kehidupan. Masyarakat Asmat begitu lengkap dalam mengangkat penghargaan dan penghormatan pada alam sebagai bagian terbesar dari kehidupan mereka.
Dapat kita lihat bahwa suku Asmat sangat menjunjung tinggi nilai penghormatan kepada alam dan hal tersebut yang menjadi ciri khas dari suku mereka hingga pada saat ini. Perpaduan filosofi dan nilai-nilai yang mereka terapkan akan penghormatan kepada alam yang dianggap sebagai pemberi kehidupan kepada manusia merupakan suatu nilai universal yang unik yang dapat kita pelajari, bahwa kita juga seharusnya menempatkan alam pada posisi untuk dilindungi, dihargai, dan dilestarikan.
Penulis : Mikhael Apriliando
Editor : Ni Made Radhika Rani
Comments